Sabtu, 21 Januari 2012

Kian Seru, Bikin Dag-Dig-Dug CLS dan Stadium Paling Improve di Solo



nblindonesia.com - 17/01/2012

Flexi NBL Indonesia 2011 - 2012 baru saja menyelesaikan seri kedua di Sritex Arena, Solo. Tumbangnya Satria Muda (SM) Britama Jakarta dan kian solidnya permainan Stadium menjadi tanda bahwa musim kedua NBL Indonesia bakal berjalan kian seru. Pelatih, pemain, dan pemonton bakal lebih sering dag dig dug karena ketatnya pertandingan.

Kekalahan SM dari CLS Knights Good Day menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak terkalahkan di NBL. Sebelum dikalahkan CLS 59-65, SM selalu menang dalam sepuluh pertandingan.


Catatan itu makin luar biasa karena CLS tidak pernah menang melawan SM pada musim reguler maupun championship series. Pada musim perdana NBL musim lalu, tiga kali mereka bertemu di musim reguler dan sekali di championship series.

Kemenangan CLS atas SM adalah klimaks dari tren positif yang mereka tampilkan di Solo. Sebelum pertandingan itu, CLS selalu menang dalam empat pertandingan. Dua di antaranya melawan tim kuat, seperti Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta dan Dell Aspac Jakarta. Padahal, pada seri pertama di Bandung, CLS kalah tiga kali.

''Seri Bandung memberikan pelajaran amat berharga kepada kami. Setelah kami analisis, faktor terbesar keterpurukan kami adalah soal mental,'' kata pelatih CLS Risdianto Roeslan kemarin (16/1). ''Saya tidak memiliki speech khusus untuk memotivasi pemain. Yang penting, kami belajar bagaimana seharusnya mengeksekusi pola dengan benar,'' paparnya.

Bukan hanya CLS yang membuat persaingan kian seru. Penampilan Stadium Jakarta di Solo juga mengentak. Di antara enam laga, mereka menang empat kali. Itu jauh lebih baik daripada seri pertama. Bermain lima kali, mereka hanya menang dua kali.

Kalau dibuat klasemen khusus seri II, tampak jelas betapa penampilan Stadium meroket. Jika di seri pertama mereka berada di peringkat kesembilan, di klasemen khusus seri kedua mereka ada di peringkat keempat (selengkapnya lihat grafis).

Stadium yang banyak pemainnya eks Bhinneka Solo, memang mendapatkan banyak dukungan penonton. Termasuk saat mereka kalah melawan SM dan PJ. Dalam dua pertandingan itu, penonton dibuat dag dig dug karena Stadium memberikan perlawanan sampai akhir. Kalau saja tidak melakukan kesalahan pada momen-momen penting, Stadium berpeluang memaksakan overtime atau bahkan menang.

Kejutan tidak kalah hebat adalah kemenangan Bimasakti Nikko Steel Malang 67-66 atas Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel. Musim lalu Bimasakti nyaris tidak bisa memberikan perlawanan kepada Muba.

Munculnya banyak kejutan selama seri kedua di Solo menjadi peringatan bagi tim-tim besar untuk tidak meremehkan lawan-lawannya. Menjelang seri ketiga yang diselenggarakan di Palembang akhir bulan nanti, persiapan harus dilakukan secara maksimal jika tidak ingin menjadi korban kejutan.

"Anak-anak memang terlihat underestimate terhadap lawan karena di setiap uji coba mampu menang. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan sendiri saat menghadapi Stadium. Sudah saya katakan bahwa Stadium memiliki motivasi yang sedang bagus," terang Rastafari Horongbala, pelatih PJ.

Tim lain yang tidak kalah menyedot perhatian selama di Solo adalah Garuda Speedy Bandung. Tim besutan Wan Amran itu nyaris menyamai catatan CLS yang selalu menang dalam lima pertandingan. Mereka terpeleset dalam pertandingan terakhir melawan Aspac. Padahal, dalam empat pertandingan sebelumnya Garuda menunjukkan diri sebagai tim paling kuat dalam bertahan. Mereka mampu memaksa lawan-lawannya membukukan poin di bawah 50.

Kekurangan yang harus segera diperbaiki Garuda adalah terlalu tingginya turnover. Sebagai catatan, dalam pertandingan melawan Aspac, mereka melakukan 27 kali turnover.

"Kesalahan-kesalahan seperti itu memang harus diminimalkan. Kalau bertemu tim tangguh seperti Aspac, kok sampai 27 turnover, ya sama saja menggali kuburan sendiri," ucap A.F. Rinaldo, asisten pelatih Garuda. (ru/nur/c2/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar